MENCONTOH KEMANA ??

 Miris.Ketika  melihat keadaan pemerintahan kita, korupsi dimana-mana. seakana itu menjadi trend abad ini. Kita acapkali melihat bibit-bibit calon penerus yang jujur dan mulia. tapi, ketika dia berada di kursi parlemen, semua sosok itu hilang. Benarkah itu hilang?. Mengapa??


Kawan, coba pikirkan ini
ketika kita menjadi seorang yang baru dalam sebuah lingkungan kita akan mulai beradaptasi. Bagaimana cara beradaptasi itu?. Melihat kondisi sekitar lalu masuk dan bergabung kedalamnya. Melihat kondisi sekitar, berarti memperhatikan setiap interaksi yang ada. disini, pastilah ada yg melakukan interaksi. Dan orang itu tentu telah lebih dulu berada dalam lingkungan itu. oh oke, ini membingungkan. Sebenarnya point utamanya adalah, ketika kita menjadi anggota baru, kita akan banyak mencontoh apa yang dilakukan oleh senior. seorang pelajar akan mulai belajar. seorang pelayan akan mulai melayani, seorang pemotong daging akan mulai memotong. dan seperti itu seterusnya.

Dari sebuah adaptasi seringkali timbul cara pandang yang baru. baik itu sebenarnya salah atau benar. misalnya, di sekolah saya, dan kebanyakan sekolah lain, kakak kelas terlihat sering memotong bajunya supaya lebih pendek. oke, ini suatu yang salah karena tidak sesuai aturan. Bagi pandangan seorang junior, mudah sekali mngatakan “aku tak mungkin melakukannya. itu salah” Tapi, seiring berjalannya waktu, seseorang akan menerima itu sebagai sesuatu yang lumrah. Kebanyakan beralasan “supaya lebih praktis” ataupun “asalkan masih mnutup apa yg seharusnya kita tutup tak masalah kan ”  Ini adalah hasil dari adaptasi. Mau percaya atau tidak, Ya! jika kita berada di suatu daerah asing yang hanya memakan roti dan tak ada nasi, maka kita akan terbiasa makan roti dan itu tak akan menjadi asing lagi. ya kan?. ini masalah yang sama. Hanya berbeda objek dan subjeknya.

Masalah ini mengingatkan saya pada lembaga pemerintah kita dan korupsi. Katakanlah ada politikus baru yang memiliki kempetensi yang bagus. ketika dia masuk dalam pemerintahan kita, dia akan beradaptasi dan menyesuaikan diri. Suatu saat, Seorang politikus yang lebih tua tertangkap korupsi dihadapannya. Mungkin malah dia sempat ditawari dan menyaksikan sendiri proses gelap mereka. pertamanya, dia akan menjadi pengamat. sekali, dua kali, dia melihat ternyata tak sedikit politikus disekitarnya yang bermain dibelakang kedua, dia akan mulai terbiasa. dan selanjutnya, entah faktor keadaan, kerendahan kejujuran ataupun ketidak amanan kondisi, bisa saja dia masuk kedalamnya.
Salahkah dia?. dia hanya beradaptasi. itu seuatu yang harus dilakukan karena kita makhuk sosial. Lalu, apa?

Aku tahu kalian adalah orang-orang yang menginginkan pembaharuan dan kemajuan dalam negara ini.  Mengharapkan suatu PERUBAHAN BESAR. tapi bagaimana dengan masalah ini?. seorang koruptor ditangkap dibelakangnya muncul koruptor yang baru. selalu begini.

Sempat terpikir olehku untuk membuat netralisir generasi baru. yang akan terpisah dari para bibit koruptor itu. oke, sebuah situasi itu tak mungkin karena sebuah kondisi yang bebas dari masa lalu hanya datang ketika negara itu baru saja menyelesaikan perpecahan besar dan mulai untuk membangun kembali dari awal.

suatu yang lain terpintas tiba-tiba. kenapa tidak kita, sebagai generasi selanjutnya mulai mempercayai satu sama lain dan merapatkan barisan. kepercayaan itu suatu hal besar yang sangat dibutuhkan seseorang, mengingat semakin besar seorang pemimpin semakin besar juga kepercayaan yang diperolehnya dari masyarakatnya.

post ini lebih dulu diterbitkan di

ulrich

No comments:

Post a Comment

Instagram