Agustus, 2015
"nggak kerasa ya 70 tahun!"
Sebenernya melihat angka 70 kamu ngerasa senang apa sedih sih?.
Senang, Karena Indonesia ku sudah lama merdeka. Mengingat perjuangan pahlawan yang membuatku kini menjadi bangsa yang merdeka. Kegembiraan yang terdengar di saentero Indonesia tepat tujuh puluh tahun yang lalu terasa menggema kembali hari ini. Di tanggal yang sama. Ketika kita melihat Sang Saka Merah Putih berkibar di angkasa.
Sedih, Karena hingga hari ini pun, bahkan ketika sudah tujuh puluh tahun merdeka, Rakyat ini tetap saja belum sejahtera. Sudah tujuh puluh tahun lamanya, tapi ternyata kita masih menjadi bangsa yang dibodohi bangsa lain. Benar bila bangsa ini merdeka. Tapi, apakah yang dimaksud dengan merdeka, jika sebagian rakyatnya bahkan belum merasakan kemerdekaan sebenarnya, jika alamnya meronta ketika dirinya dirusak dan dikeruk untuk kepentingan bangsa lain sedang bangsanya sendiri menderita kemiskinan?. Apakah yang disebut merdeka kini hanya milik pejabat negara yang berperut buncit?. ataukah tikus-tikus berdasi yang kini bebas berkeliaran?
Tujuh puluh tahun lamanya.
ternyata sejarah kembali terulang.
Jika dulu kita dijajah secara kasat mata, secara fisik, secara terang-terangan seperti halnya zaman yang berlaku pada masa itu, Siapa yang kuat dialah yang berkuasa
Kini, benar ungkapa bahwa "siapa yang gagal mempelajari sejarahnya, maka akan mengulangnya kembali", di zaman Siapa yang Pintar dialah yang Berkuasa, Indonesia kembali dijajah. Dalam manipulasi kontrak, hubungan kerjasama palsu yang entah kenapa dengan tersenyum kita tanda tangani. Kita sedang dijajah secara tak kasat mata. Menjadikan bangsanya bodoh dan terus dalam mental inlander-nya, mental budak bahasa kasarnya. Penjajahan mental adalah istilah yang kini sering digunakan untuk menjelaskan situasi sekarang ini.
Dan apakah kita ini masih bermuka tembok dengan tetap merasa bahagia atas HUT RI ke 70 tahun. terus bersorak, menari bahagia, berpesta, menghabiskan uang, dan bertindak hura-hura seakan ini adalah sesuatu yang pantas dirayakan?. Dan kau tetap melakukanya?.
Bukan maksudku menyalahkan peringatan kemerdekaan. Tidak. Tidak ada yang salah. aku hanya mngkritik para pemuda bangsa ini yang masih memilih untuk menutup matanya dan tak peduli pada masalah seperti ini. Aku senang ketika melihat rakyat berpartisipasi dengan memasang bendera merah putih didepan rumahnya, melakukan upacara kemerdekaan di setiap daerahnya, dan mengadakan lomba-lomba perjuangan untuk membuat hari ini selalu dinantikan oleh para anak-anak. Tapi, bukan itu pointnya. Sama saja ketika kau diminta mengambil apel kau hanya mengambil batang daunya, bukan buah apelnya. Justru malah hal yang lebih penting dari hari kemerdekaan itu lupa dilakukan. Bahkan mungkin telah hilang dihapuskan waktu. mengulang tanggal 17 Agustus, Harus ada yang kita ingat. Kenangan. kenangan akan perjuangan mereka yang merelakan satu-satunya nyawa yang sangat berharga, Dan berkaca pada diri sindiri. "Dan apakah yang akan aku korbankan?"
Kau sejak lahir telah diberi fasilitas oleh negara ini, airnya, udara yang kau hirup, makanannya, hasil pertaniannya, jasa dokter, kemanan hidup dari penjajahan, pendidikan yang tinggi, bahkan kau malah terlalu bergantung padanya. Apa kau pikir semua ini gratis?. Tidak, para pejuang dulu membayar semua fasilitas itu dengan nyawa yang mereka berikan untuk negara ini. Lalu, kembali ke pertanyaan tadi, dengan apa kau membayar semua fasilitas hidupmu?.
Pemuda kini memalukan, mungkin jika mereka yang telah gugur tahu, mereka akan menangis sedih. bahkan, tentang masalah politik, mereka menutup mata. Politik. Justru adalah hal yang paling dekat dengan kita. Kita adalah bagian darinya, Politik bukan permainan orang dewasa. jangan salah paham dengan semua ini. Kita juga berhak tau tentang politik. apalagi politik negara sendiri. bahkan kita telah memiliki hak untuk bersuara. Kita memiliki posisi dalam negara ini!. Mengertilah masalah ini. Apakah kau mau dengan sukarela dipermainkan oleh bangsa lain hanya karena kau tak tahu apa-apa sedikitpun tentang negaramu sendiri?. Bahkan tidak hanya bangsa lain, tikus-tikus licik didekat kita yang mengaku para pemimpin Indonesia, Para penyalur suara rakyat, bahkan bebas berkeliaran!. Apakah kau rela?
tujuh puluh tahun lamanya.
itu kabar buruknya, tapi aku masih memiliki kabar baik untukmu
Sudah banyak pemuda yang sadar akan hal ini, gerakan pemuda kini mulai terlihat dimana-mana. Tapi, kemudian kembali kita mengingat sejarah tentang sumpah pemuda. Semua harapan ini, tanpa disatukan, tak kan menjadikan perubahan nyata. kita butuh perubahan besar!. dan aku butuh pemuda Indonesia!
Inilah tujuanku menyelesaikan tulisan ini, Aku ingin menyampaikan kabar ini untukmu. Karena, apa yang kutahu, berhak untukmu tahu, Dan apa yang kuinginkan, berhak untuk kuperjuangkan. Jadi, inilah hadiahku untuk Ulang Tahun Indonesia ke-70.
Selamat HUT RI ke-70 tahun!
kita memiliki arti warna bendera yang sangat bagus. Merah untuk keberanian, dan putih berari suci. Itulah kenapa tulisan ini berjudul MERAH YANG TELAH HILANG.
"nggak kerasa ya 70 tahun!"
Sebenernya melihat angka 70 kamu ngerasa senang apa sedih sih?.
Senang, Karena Indonesia ku sudah lama merdeka. Mengingat perjuangan pahlawan yang membuatku kini menjadi bangsa yang merdeka. Kegembiraan yang terdengar di saentero Indonesia tepat tujuh puluh tahun yang lalu terasa menggema kembali hari ini. Di tanggal yang sama. Ketika kita melihat Sang Saka Merah Putih berkibar di angkasa.
Sedih, Karena hingga hari ini pun, bahkan ketika sudah tujuh puluh tahun merdeka, Rakyat ini tetap saja belum sejahtera. Sudah tujuh puluh tahun lamanya, tapi ternyata kita masih menjadi bangsa yang dibodohi bangsa lain. Benar bila bangsa ini merdeka. Tapi, apakah yang dimaksud dengan merdeka, jika sebagian rakyatnya bahkan belum merasakan kemerdekaan sebenarnya, jika alamnya meronta ketika dirinya dirusak dan dikeruk untuk kepentingan bangsa lain sedang bangsanya sendiri menderita kemiskinan?. Apakah yang disebut merdeka kini hanya milik pejabat negara yang berperut buncit?. ataukah tikus-tikus berdasi yang kini bebas berkeliaran?
Tujuh puluh tahun lamanya.
ternyata sejarah kembali terulang.
Jika dulu kita dijajah secara kasat mata, secara fisik, secara terang-terangan seperti halnya zaman yang berlaku pada masa itu, Siapa yang kuat dialah yang berkuasa
Kini, benar ungkapa bahwa "siapa yang gagal mempelajari sejarahnya, maka akan mengulangnya kembali", di zaman Siapa yang Pintar dialah yang Berkuasa, Indonesia kembali dijajah. Dalam manipulasi kontrak, hubungan kerjasama palsu yang entah kenapa dengan tersenyum kita tanda tangani. Kita sedang dijajah secara tak kasat mata. Menjadikan bangsanya bodoh dan terus dalam mental inlander-nya, mental budak bahasa kasarnya. Penjajahan mental adalah istilah yang kini sering digunakan untuk menjelaskan situasi sekarang ini.
Dan apakah kita ini masih bermuka tembok dengan tetap merasa bahagia atas HUT RI ke 70 tahun. terus bersorak, menari bahagia, berpesta, menghabiskan uang, dan bertindak hura-hura seakan ini adalah sesuatu yang pantas dirayakan?. Dan kau tetap melakukanya?.
Bukan maksudku menyalahkan peringatan kemerdekaan. Tidak. Tidak ada yang salah. aku hanya mngkritik para pemuda bangsa ini yang masih memilih untuk menutup matanya dan tak peduli pada masalah seperti ini. Aku senang ketika melihat rakyat berpartisipasi dengan memasang bendera merah putih didepan rumahnya, melakukan upacara kemerdekaan di setiap daerahnya, dan mengadakan lomba-lomba perjuangan untuk membuat hari ini selalu dinantikan oleh para anak-anak. Tapi, bukan itu pointnya. Sama saja ketika kau diminta mengambil apel kau hanya mengambil batang daunya, bukan buah apelnya. Justru malah hal yang lebih penting dari hari kemerdekaan itu lupa dilakukan. Bahkan mungkin telah hilang dihapuskan waktu. mengulang tanggal 17 Agustus, Harus ada yang kita ingat. Kenangan. kenangan akan perjuangan mereka yang merelakan satu-satunya nyawa yang sangat berharga, Dan berkaca pada diri sindiri. "Dan apakah yang akan aku korbankan?"
Kau sejak lahir telah diberi fasilitas oleh negara ini, airnya, udara yang kau hirup, makanannya, hasil pertaniannya, jasa dokter, kemanan hidup dari penjajahan, pendidikan yang tinggi, bahkan kau malah terlalu bergantung padanya. Apa kau pikir semua ini gratis?. Tidak, para pejuang dulu membayar semua fasilitas itu dengan nyawa yang mereka berikan untuk negara ini. Lalu, kembali ke pertanyaan tadi, dengan apa kau membayar semua fasilitas hidupmu?.
Pemuda kini memalukan, mungkin jika mereka yang telah gugur tahu, mereka akan menangis sedih. bahkan, tentang masalah politik, mereka menutup mata. Politik. Justru adalah hal yang paling dekat dengan kita. Kita adalah bagian darinya, Politik bukan permainan orang dewasa. jangan salah paham dengan semua ini. Kita juga berhak tau tentang politik. apalagi politik negara sendiri. bahkan kita telah memiliki hak untuk bersuara. Kita memiliki posisi dalam negara ini!. Mengertilah masalah ini. Apakah kau mau dengan sukarela dipermainkan oleh bangsa lain hanya karena kau tak tahu apa-apa sedikitpun tentang negaramu sendiri?. Bahkan tidak hanya bangsa lain, tikus-tikus licik didekat kita yang mengaku para pemimpin Indonesia, Para penyalur suara rakyat, bahkan bebas berkeliaran!. Apakah kau rela?
tujuh puluh tahun lamanya.
itu kabar buruknya, tapi aku masih memiliki kabar baik untukmu
Sudah banyak pemuda yang sadar akan hal ini, gerakan pemuda kini mulai terlihat dimana-mana. Tapi, kemudian kembali kita mengingat sejarah tentang sumpah pemuda. Semua harapan ini, tanpa disatukan, tak kan menjadikan perubahan nyata. kita butuh perubahan besar!. dan aku butuh pemuda Indonesia!
Inilah tujuanku menyelesaikan tulisan ini, Aku ingin menyampaikan kabar ini untukmu. Karena, apa yang kutahu, berhak untukmu tahu, Dan apa yang kuinginkan, berhak untuk kuperjuangkan. Jadi, inilah hadiahku untuk Ulang Tahun Indonesia ke-70.
Selamat HUT RI ke-70 tahun!
kita memiliki arti warna bendera yang sangat bagus. Merah untuk keberanian, dan putih berari suci. Itulah kenapa tulisan ini berjudul MERAH YANG TELAH HILANG.
No comments:
Post a Comment