Bukan malam yang meminta siang datang, bukan pula siang yang mengusir malam. Mereka hanya bergantian hadir di langit. tak ada manusia yang tahu siapa yang bersalah, siapa membenci siapa diantara mereka berdua. Namun, jika saja bintang-bintang diatas sana mampu bersaksi, mungkin ada satu diantara siang dan malam yang menjadi pelaku utama melakukan kebenciannya tanpa suara, dan memanipulasi saksi mata diatas bumi. dengan cara kotor yang bersih. Dia adalah sutradara gadungan yang membawa skenario palsu dan menjalankan dramanya sendiri. Dia memang bukan orang baik,Tapi tak satupun berani menyalahkan dan mengusirnya. Dan semuanya menjadi tak berdaya dihadapannya. Meski dunia tahu dia salah.
Memang dialah sang penghuni singgasana raja.
Jika kau memandang dunia ini dengan mata naifmu, mungkin kau harus berhenti menggunakan kedua bola matamu itu. Hidup ini bukan sebuah dongeng, bukan pula sebuah cerita ideal dengan segala kesempurnaanya diakhir kata. Tak semua orang baik akan menang, tak semua kejujuran akan terungkap. Hanya orang-orang naif yang berikir untuk mengungkap sebuah kebenaran dengan jalan yang baik dan membawa dunia kepada pintu terang benderang penuh kedamaian abadi. apa kau mempercayainya?
Jika dunia ini menjadi sesuatu yang suatu saat akan berakhir, menurutmu bagaimana akhirnya? apakah seperti yang orang lain kata? ataukah sebenarnya apa yang orang kata itu adalah sebuah kesalahan yang tercuci bersih oleh kepercayaan? yang membuatnya berubah menjadi sebuah kebenaran. Inilah permainan dunia. putih tak hanya berarti bersih. tapi juga dapat diartikan kebencian yang terkejam yang mematikan, dengan perawakan polos yang mengandung racun.

Terkadang , percaya kepada orang lain itu baik, tapi terkadang itu juga sebuah kesalahn besar yang hanya mendatangkan penyesalan. memilih untuk tidak mempercayai orang lain adalah sebuah bentuk perlindungan diri. Perlindungan dari sebuah pengkhianatan, dari sebuah penyesalan, dan dari segala hal yang dituntun oleh nafsu manusia yang tak ingin seorangpun mengalaminya.
Mari kita hentikan sampai disini. karena kebenaran tak lagi mengandung arti kata benar. karena kejujuran tak selalu apa adanya. ukuran mutlak bahasa tak cukup kuat untuk terus berdiri tegap.
Memang dialah sang penghuni singgasana raja.
Jika kau memandang dunia ini dengan mata naifmu, mungkin kau harus berhenti menggunakan kedua bola matamu itu. Hidup ini bukan sebuah dongeng, bukan pula sebuah cerita ideal dengan segala kesempurnaanya diakhir kata. Tak semua orang baik akan menang, tak semua kejujuran akan terungkap. Hanya orang-orang naif yang berikir untuk mengungkap sebuah kebenaran dengan jalan yang baik dan membawa dunia kepada pintu terang benderang penuh kedamaian abadi. apa kau mempercayainya?
Jika dunia ini menjadi sesuatu yang suatu saat akan berakhir, menurutmu bagaimana akhirnya? apakah seperti yang orang lain kata? ataukah sebenarnya apa yang orang kata itu adalah sebuah kesalahan yang tercuci bersih oleh kepercayaan? yang membuatnya berubah menjadi sebuah kebenaran. Inilah permainan dunia. putih tak hanya berarti bersih. tapi juga dapat diartikan kebencian yang terkejam yang mematikan, dengan perawakan polos yang mengandung racun.

Terkadang , percaya kepada orang lain itu baik, tapi terkadang itu juga sebuah kesalahn besar yang hanya mendatangkan penyesalan. memilih untuk tidak mempercayai orang lain adalah sebuah bentuk perlindungan diri. Perlindungan dari sebuah pengkhianatan, dari sebuah penyesalan, dan dari segala hal yang dituntun oleh nafsu manusia yang tak ingin seorangpun mengalaminya.
No comments:
Post a Comment